Skip to main content

Kristal Safir Sang Pelindung Dial

Buka-bukaan seputar pelindung dial yang segagah Thor.

Terdapat satu hal yang kerap menjadi kekhawatiran para pemilik jam tangan, yaitu goresan kecil pada bagian permukaan dial yang nampak semakin mengganggu setiap kali sang pemilik melihatnya hingga akhirnya ingin segera dibetulkan sebelum goresan tersebut permanen di ‘benak’ pemiliknya.

Penawaran jam tangan dewasa ini menyuguhkan satu dari tiga tipe pelindung dial: plexiglass (plastik bening nan ringan); kaca mineral (serupa dengan material yang digunakan untuk kaca jendela); dan kristal safir yang hadir dengan level prestise rendah hingga tinggi. Dua material pertama yang disebutkan tadi biasanya dapat Anda temukan pada jam tangan kelas bawah hingga menengah, sebagaimana material tersebut mudah diproduksi dan cukup tangguh terhadap benturan. Namun, kedua material itu rentan terhadap goresan. Sebagai catatan, kekuatan mineral diukur menggunakan skala Mohs mulai dari angka 1 hingga 10. Berlian merupakan mineral paling kuat dengan predikat angka 10, sedangkan kristal mineral meraih angka 6, dan akrilik memiliki predikat sekitar angka 3.

Oleh karena itu, kita patut mengapresiasi para leluhur horologi yang telah memilih kristal safir untuk kreasi jam tangan. Pertama kali melindungi dial pada dekade 1960-an, kristal safir dikenal atas ketangguhannya (menyabet angka 9 dalam skala Mohs) dan kekebalannya terhadap goresan. Tak heran bila dalam jargon pemasaran, material ini kerap disebut sebagai ‘kristal safir tahan gores’ dan kini menjadi sebuah fitur standar bagi jam tangan mewah.

Kristal safir ditemukan berkat sebuah proses yang dikembangkan oleh ahli kimia Prancis, Auguste Verneuil, pada tahun 1883. Metode yang ia lakukan melibatkan pelelehan bubuk halus aluminium oksida dengan api oksihidrogen, kemudian tetesan-tetesan dari proses pelelehan tadi dibuat menjadi kristal. Auguste mencapai kesuksesannya saat berhasil menciptakan permata delima sintetis yang kemudian mengantarkannya dalam mengkreasikan berbagai permata sintetis lainnya. Perlu diketahui bahwa penemuan Auguste bukanlah kristal safir yang kita lihat pada jam tangan masa kini. Tetapi apresiasi tetap patut diterima oleh Auguste berkat metodenya yang masih diaplikasikan hingga saat ini.

Kristal safir melindungi dial jam tangan Omega Speedmaster

What’s It, Really?

Kristal safir merupakan sebuah material sintetis yang dibuat melalui proses kristalisasi aluminium oksida murni pada temperatur tingkat tinggi. Layaknya safir natural, safir sintetis juga memiliki karakteristik kuat yang sama — satu peringkat di bawah berlian pada skala kekuatan Mohs. Mengolah kristal safir mentah menjadi bentuk pelindung dial merupakan proses yang mahal, sebagaimana material ini harus diiris, digiling, dan dipoles menggunakan peralatan spesial. Oleh karena itu kristal safir biasa ditemukan pada jam tangan mewah.

Chopard Happy Sport dengan berlian dinamis yang dilindungi oleh dua kristal safir pada bagian atas dan bawahnya

Looking Sharp

Tak hanya tangguh, kejernihan merupakan hal penting bagi efikasi sebuah pelindung dial. Walau memang betul bahwa kristal safir lebih reflektif dibandingkan kristal mineral, kekurangan ini telah diatasi dengan pengaplikasian satu atau beberapa lapisan antireflektif yang terkadang diimplementasikan pada kedua sisi sang kristal. Meskipun senyawa kimiawi seperti titanium dan besi dapat ditambahkan dalam proses kristalisasi aluminium oksida saat memproduksi safir, kedua material tersebut jarang digunakan untuk pelindung dial, kecuali bila sang brand ingin menghadirkan efek berwarna pada kristal safir.

Bell & Ross BR05 dengan kristal safir warna biru

Beyond The Dial

Sebagaimana “apa yang baru?” merupakan pertanyaan paling lumrah diujarkan dalam perdagangan jam tangan, tak heran bila brand besar dan progresif cenderung mendorong batasan dengan kreasi kristal safir mereka.

Richard Mille merupakan salah satu brand pertama yang menyuguhkan case bermaterialkan safir melalui RM056. Tak lama kemudian berbagai brand lain menawarkan hal serupa, seperti Bell & Ross (BR-X1 Tourbillon Sapphire), MB&F (Horological Machine No. 6 SV), dan Hublot yang mendemonstrasikan kepiawaiannya dalam mengolah safir melalui karya anyar bertajuk Big Bang Integral Tourbillon Full Sapphire — sebuah jam tangan yang menghadirkan transparansi menyeluruh pada case, kepingan bracelet, serta movement bridge dengan material kristal safir.

Komponen kristal safir untuk Hublot Big Bang Integral Tourbillon Full Sapphire

 


Ditulis oleh

End of content

No more pages to load