Mengenal Lebih Jauh Tentang Dial Art

Berikut tiga jenis dial art paling populer.
Dial bisa dibilang sebagai wajah utama dari sebuah jam tangan, karena bagian ini merupakan bagian paling terdepan dan memiliki porsi paling besar dalam sebuah jam tangan. Dial juga berpengaruh besar pada desain dari sebuah jam tangan, bagaimana dial tersebut didesain, maka akan berpengaruh sangat besar terhadap tampilan keseluruhan dari sebuah jam tangan.
Terdapat beberapa teknik pengerjaan dial yang biasa disebut dengan dial art, pada artikel ini kami akan membahas tiga teknik dial art yang paling populer dan sering ditemui pada jam tangan mewah.
Enamelling
Proses ini melibatkan vitrifikasi (proses pengubahan menjadi kaca) glass powder ke permukaan padat dengan memanaskannya ke dalam oven. Satu dial biasanya mengalami beberapa kali proses pemanggangan karena warna yang berbeda diterapkan secara terpisah. Teknik ini penuh dengan risiko di setiap langkahnya, jika dilakukan dengan tidak hati-hati, bisa saja permukaannya menjadi retak dan warna yang tidak sesuai karena terlalu lama dipanaskan.
Dari berbagai jenis teknik enameling, grand feu enamel adalah yang paling sulit untuk dicapai, dengan dial yang dipanggang pada suhu di atas 820 derajat Celcius, hal ini membatasi warna yang dapat digunakan.
Pada teknik enameling champlevé, dasar dial digali untuk membuat sel yang kemudian diisi dengan enamel. Di sisi lain, enamelling cloisonné menggunakan kawat emas untuk membentuk sel-sel. Ada juga enameling plique-à-jour, yang berasal dari abad ke-14. Teknik ini mengharuskan pengrajin untuk menggunakan enamel tembus cahaya tanpa dukungan apapun, sehingga mendapatkan stained glass effect.
Engraving
Ini merupakan salah satu bentuk dial art yang paling umum, engraving atau ukiran adalah di mana pengrajin menggunakan alat berujung baja yang disebut 'burin', untuk mengukir dial dan membentuk pola atau gambar. Karena bahan dial harus cukup lunak untuk diukir, bahan emas biasanya paling banyak digunakan pada teknik yang satu ini.
Untuk menjaga case dalam ketinggian yang nyaman, ketebalan dial harus dijaga, sehingga menciptakan persepsi kedalaman yang cukup dan pas merupakan sebuah tantangan dalam teknik ukir.
Selain ukiran tangan, mesin juga dapat digunakan untuk memotong garis pada dial dan membentuk pola. Proses ini dikenal sebagai guilloché. Oleh karena itu, guilloché juga dikenal sebagai engine-turned dials.
Marquetry
Seperti namanya, marquetry adalah seni overlay dial kosong dengan bahan yang telah dipotong dan diatur untuk membentuk gambar atau pola. Materi apapun bisa diaplikasikan di sini, dengan batasan yang ditentukan hanya oleh keterampilan dan imajinasi pengrajin. Bulu, induk mutiara, jerami, kayu, dan bahkan batu keras bisa digunakan.
Seringkali, kesulitan dengan teknik ini terletak pada kerapuhan bahan yang digunakan. Hal-hal seperti mutiara sangat halus dan perlu dipotong dengan sangat hati-hati. Bulu, secara alami, ringan dan tipis, membuatnya sulit untuk ditangani. Kesabaran sangat diperlukan pada teknik ini.
Seringkali kolektor lebih menghargai komplikasi mekanis daripada daya pikat estetika, namun seni dial tidak dapat disederhanakan dan diproduksi secara massal, menjadikannya benar-benar eksklusif dan seharusnya mendapatkan apresiasi lebih.
End of content
No more pages to load