Skip to main content

Seperti Apa Masa Depan Baselworld?

Lima pemikiran akan masa depan Baselworld sepeninggal Nick Hayek, CEO Swatch Group.

Swatch Group resmi mengumumkan akan mengundurkan diri dari ajang tahunan Baselworld. Peristiwa ini dapat dianalogikan selayaknya Iron Man meninggalkan The Avengers. Hal ini tentu menyedihkan sekalipun Anda berada di tim Captain America.


Namun, super group tersebut tetaplah super, bukan? Mungkin tidak sepenuhnya, namun salah besar jika Baselworld berpikir tidak akan ada yang berubah meskipun ditinggal oleh Swatch Group.

Awal Baru bagi Baselworld

Berbicara dari segi teknis, sekalipun tanpa kehadiran Swatch Group yang menaungi 18 label, Baselworld tetaplah pameran jam tangan terbesar. Setidaknya akan ada 600 lebih partisipan di tahun 2019, termasuk di antaranya para label kenamaan seperti Rolex dan Patek Philippe. Bahkan—sampai sekarang ini—akan turut hadir grup konglomerat lainnya, yakni LVMH yang memiliki Hublot, TAG Heuer, Zenith, dan Bulgari.


Sebuah pukulan yang besar memang bagi Baselworld, namun bukanlah yang mematikan.

Bukanlah Sebuah Peristiwa yang Mengejutkan

Kritikan dan ketidakpuasan terhadap Baselworld telah terasa sebelumnya. Jurnalis spesialis jam tangan kenamaan Timmy Tan mengungkapkan hal tersebut pada tahun 2013, saat sebuah perusahaan ritel kenamaan asal Singapura memprediksi bahwa Baselworld akan kehilangan statusnya sebagai yang terdepan, dikarenakan semakin pesatnya perkembangan brand dan komunikasi kepada konsumen melalui media online.

Terdengar seperti perkataan di era 90-an memang. Namun perlu diingat bahwa industri jam tangan Swiss dikenal kurang responsif dan adaptif. Ditambah dengan persepsi bahwa pameran Baselworld dan industri pendukungnya dari mulai hotel hingga F&B telah membebani pengunjung dengan biaya yang mahal, tak mengherankan bila pada akhirnya gelombang kekecewaan pun muncul ke permukaan.

Bagaimana dengan Mereka yang Tetap Bertahan?

Kembali ke analogi The Avengers di awal, yang menjadi pertanyaan adalah, “akankah kombinasi The Hulk dan kawan-kawan cukup kuat? Sepertinya. Namun dukungan para pemain dari label yang lebih kecil yang bergantung pada pameran besar menjadi daya tarik yang akan mengembalikan pamor ajang ini. 

Pamela Tan, Senior Brand Manger dari Crystal Time, sebuah perusahaan distributor berbasis di Singapura untuk label Luminox dan Edox, percaya bahwa label kecil yang kurang familier akan berusaha keras untuk mendapat rekognisi. Selain mengandalkan pameran besar dengan konsumen yang telah teredukasi, label-label ini juga perlu meningkatkan visibilitas mereka dengan menggunakan cara alternatif.


“Sekarang ini, kami mencari label baru melalui online. Jika mereka ada di Baselworld, itu mengagumkan. Jika tidak, kami akan mencoba apakah mereka dapat bepergian untuk melakukan meeting. Label sekarang ini lebih fleksibel,” ujarnya.

Adakah Pengaruhnya bagi Kolektor Jam Tangan?

Tom Chng, seorang kolektor yang disegani dan pendiri Singapore Watch Club berujar bahwa citra dan pengaruh dari sebuah pameran seperti Baselworld masihlah relevan. “Bagi kami, Baselworld selayaknya Mekah, dan pergi mengunjunginya diibaratkan sebagai ziarah. Dari sudut pandang kolektor, saya rasa cara memperkenalkan koleksi terbaru dengan cara ini terasa menyenangkan dan kepopulerannya akan memberi pengaruh dalam hal pembelian,” terangnya.

Pamela menambahkan, “Saya rasa banyak kolektor jam tangan yang masih terpesona oleh Baselworld. Namun ketika menyangkut pembelian yang sesungguhnya—dan saya berbicara untuk kisaran harga dari label yang saya tangani—adanya peristiwa seperti kepergian Swatch Group tidak akan berpengaruh besar.”


Chng menilai semakin menurunya pamor dari Baselworld, dan umumnya pameran jam tangan di Swiss lainnya, akan berefek dalam hal bagaimana pencinta jam tangan menerima informasi dan mengapresiasi kreasi baru, apalagi jika media juga tidak terlalu mendetail dalam melaporkannya, sebuah sentimen yang diberikan oleh Timmy.


“Tidak ada lagi waktu yang cukup bagi pencinta jam tangan untuk menerima berita akan koleksi terbaru. Mereka bisa mendapatkannya secara instan melalui media online atau media sosial. Maka dapat dikatakan, peran akan sebuah pameran jam tangan terasa penting bagi seorang jurnalis spesialis jam tangan yang hadir untuk mengerti lebih dalam akan sebuah produk, khususnya mengenai aspek teknis, agar dapat memberikan informasi secara akurat,” terangnya.


Akhirnya, ke Manakah Swatch Group akan Pergi?
Nick Hayek, selaku CEO Swatch Group mengatakan bahwa pameran jam tangan sekarang ini “tidak lagi relevan”. Dilaporkan bahwa Swatch Group akan menghemat sampai 50 juta dolar tiap tahunnya, dengan tidak berpartisipasi di Baselworld.


Lalu ke manakah uang tersebut akan berpindah? Kemudian bagaimana Swatch Group akan memperkenalkan rangkaian produk terbarunya?


Bila jumlah dana tak masuk akal yang mesti dikeluarkan oleh perusahaan jam tangan tersebut untuk bisa berpartisipasi di Baselworld itu memang akurat, maka para konglomerat dapat dengan mudah mengadakan rangkaian acara peluncuran untuk pasar global (atau ‘satellite events’ Pamela menyebutnya), dengan direncanakan secara matang tanpa harus terpaku akan deadline dari pelaksanaan pameran, dan dengan kemungkinan masih dapat melakukan penghematan.

Spekulasi lain adalah Swatch Group dapat melakukan gebrakan seperti yang pernah dilakukannya pada tahun 1991. Kala itu bersama Cartier, Baume & Mercier, Gerald Genta, Daniel Roth, dan Piaget memutuskan untuk mengadakan acara sendiri secara tertutup di Geneva—yang kelak akan menjadi pameran Salon International de la Haute Horlogerie (SIHH). Apa pun yang terjadi, hal ini menjadi kesempatan bagi pihak penyelenggara Baselword untuk bisa adaptif akan kemajuan zaman, agar dapat mengembalikan kembali citra dari pameran ini.


“Saya rasa jika Baselworld ingin tetap relevan, haruslah kembali kepada tujuan pertamanya. Ajang ini perlu kembali kepada spiritnya ketika pertama kali hadir dan memikirkan apa saja faktor yang membuatnya dapat sukses,” jelas Timmy.


End of content

No more pages to load