Skip to main content

TIME AND SPACE: ADINIA WIRASTI

Melakoni kehidupan sarat seni seorang Adinia Wirasti.

Ditulis oleh Arinta Wirasto.

Tumbuh di keluarga yang menyukai seni, karya audio dan visual adalah hal yang sangat familier bagi Adinia Wirasti sedari kecil. Kecintaannya terhadap storytelling kemudian mengantarkan Adinia kepada dunia seni peran — sebuah profesi yang telah Ia tekuni sejak 21 tahun silam. Wanita yang dikenal atas perannya sebagai Karmen di film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) ini mengaku gemar mengobservasi lingkungan sekitar di mana ia tak hanya memperoleh interpretasi lebih baik seputar karakter yang akan dilakoninya, tetapi juga memberinya perspektif baru atas hubungan antar manusia yang dijadikannya sebagai pembelajaran hidup. Di kala senggang, Adinia selalu menyempatkan diri untuk memperkaya pengetahuan dan menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin. Kepada CROWN Indonesia, Adinia bertutur perihal memanfaatkan momen dan waktu, serta menikmati proses kehidupan yang tengah dijalani. 

Menurut Anda, apakah hal terbaik dari profesi Anda sebagai pelaku peran? 

Belajar tentang karakter yang diperankan. Seni peran tak akan pernah habis selama peradaban manusia berkembang. Ketika mengembangkan karakter, saya dapat mengintip apa yang ia rasakan, hingga dinamika dengan orang sekitarnya. Hal itu bisa menjadi refleksi pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menarik adalah bagaimana kepribadian seorang Adinia bisa ikut dalam perjalanan karakter yang saya mainkan. 

Deskripsikan satu rutinitas dalam keseharian yang menjadi momen favorit Anda. 

Saat berada di kursi makeup. Sebagai aktor, kami memiliki analogi: baju yang kami kenakan digantung dulu, kemudian kami mengenakan baju sang karakter. Ruang makeup adalah transisi di antara dua titik tersebut dan waktu yang membedakan kapan saya harus menekan tombol pause untuk Adinia, dan kapan harus memainkan karakter yang saya perankan. 

Menurut Anda, apa atau siapakah influence terbesar dalam hidup Anda hingga saat ini? 

Pengaruh terbesar dalam hidup saya sesungguhnya adalah partner saya. Cara berpikir dan perspektifnya dalam melihat berbagai hal membantu untuk menemukan titik terang dalam setiap perjuangan saya, juga untuk kembali memiliki harapan. Mengingatkan kenapa saya melakukan ini dan menguatkan keyakinan saya. 

Jika Anda bisa menjelajahi waktu, apa nasihat terbaik yang akan Anda beri kepada Adinia Wirasti di masa muda?

Saya ingin kembali ke umur 13 tahun, di saat saya mulai bekerja untuk pertama kalinya dan berkata “Kamu memiliki keberanian dan rasa penasaran yang sangat baik, tidak apa untuk mengalami patah hati dan merasa kecewa karena di situlah kamu akan belajar untuk menjadi lebih baik dan kuat, juga untuk lebih sabar karena semua akan terbayar dengan baik di masa depan”.

Prinsip atau moto apakah yang Anda pegang teguh dalam menjalani kehidupan? 

Lakukan semua hal satu per satu dengan kesadaran. Nikmati proses dan langkah yang harus diambil untuk mengembangkan apapun yang sedang kita lakukan guna mencari keseimbangan ketika merasa lelah di tengah perjalanan hidup yang memakan banyak waktu.

Apa arti jam tangan bagi Anda? 

Jam tangan adalah pengingat akan di mana kita berada, pukul berapa, serta apa yang harus dan tidak harus kita lakukan dengan waktu tertentu. Lebih dari sekadar penunjuk waktu, bagi saya jam tangan bermakna sebagai jurnal sesungguhnya dalam hidup saya. 

Bagaimana preferensi Anda dalam memilih jam tangan?

Yang pertama adalah ukuran. Saya tidak terlalu menyukai jam tangan mungil. Saya juga menyukai jam berwarna terang yang ternyata mendominasi koleksi saya. Selain itu, meski tetap memiliki jam digital untuk berolahraga, saya lebih memilih untuk menggunakan jam analog dalam keseharian saya. 

Apa pendapat Anda mengenai CHANEL dan jam tangan J12?

Menurut saya, Chanel adalah brand yang menyoroti keberdayaan wanita. Coco Chanel adalah pribadi dengan keseimbangan elemen feminin dan maskulin yang sepadan. Hal tersebut tercermin pada J12 lewat wujud klasik bermesin analog, namun pada waktu yang sama tampil sangat modern. Warna hitam dan putih yang diusung pun terlihat tak lekang waktu. 


Ditulis oleh

End of content

No more pages to load