Skip to main content

CATIE MUNNINGS BERBAGI KISAH SEPUTAR MENENTANG PERSEPSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PENUH

Salah satu personalitas Zenith DreamHers ini membeberkan beberapa kisah yang membentuk mentalnya untuk mencapai ke titik saat ini.

Meski sang ayah merupakan mantan pembalap reli, Catie Munnings tak serta-merta memperoleh kemudahan dalam menjalani kariernya di dunia balap. Sorotan eksesif yang ia terima saat mengikuti balapan pertamanya, hingga komentar pedas di media sosial yang menyuruhnya untuk “lebih baik keluar dari mobil balap dan buatkan kami roti lapis” telah membekalinya dengan mental yang kuat.

Selaras dengan mobil balap yang ia kemudikan, karier Catie melesat cepat sejak tahun 2016 di mana ia menjuarai Ladies Championship—kemenangan pembalap Inggris pertama selama 49 tahun di dalam rangkaian European Rally Championship. Pada tahun 2021, wanita Inggris pertama yang memperoleh dukungan sponsor dari Red Bull ini juga meraih kemenangan di Arctic X-Prix dalam kompetisi Extreme E.

Lebih dari kepiawaiannya di belakang kemudi, kesuksesan Catie sebagai pembalap reli dan figur inspiratif dalam berbagai kampanye pemberdayaan wanita ialah cerminan dari kedewasaan karakternya. Kini tergabung sebagai salah satu personalitas Zenith DreamHers, Catie berharap dapat memercik percakapan dengan wanita di seluruh dunia dan membantu mereka dalam mencapai mimpinya.

Seperti apa state-of-mind Anda saat ini?

Penuh syukur. Saya bahagia karena berkesempatan untuk keliling dunia dan melakukan hal berbeda

setiap harinya.

Apa arti waktu bagi Anda?

Serpihan momen-momen dalam hidup yang berlalu dengan begitu cepat. Penting bagi saya untuk menyerapi setiap momen dan berpijak pada realita.

Ceritakan memori paling berharga dalam hidup Anda.

Memenangkan kompetisi balap pertama saya di Greenland tahun lalu. Saya merayakannya dengan melompat ke dalam kolam glasier dengan menggunakan setelan balap. Meskipun sangat dingin, memori tersebut amat berkesan bagi saya.

Nasehat apa yang akan Anda berikan kepada Catie berusia 17 tahun?

Lakukan saja. Saya lebih memilih untuk gagal daripada tidak pernah mencoba. Menurut saya, sosok-sosok hebat di dunia berhasil karena mereka percaya pada diri sendiri.

Adakah ritual tertentu yang biasa Anda lakukan sebelum berkompetisi?

Mempersiapkan diri terhadap kemungkinan apapun. Saya selalu menanamkan pikiran positif sebelum bertanding karena saya percaya bahwa pikiran selalu memengaruhi realita. Bisa dibilang, performa terbaik saya terwujud ketika saya merasa percaya diri dan tenang.

Apa tantangan yang telah berhasil Anda lalui dan tengah hadapi sebagai wanita di dunia balap?

Kepercayaan diri untuk mempertahankan jati diri. Acapkali, orang menghampiri saya dan berkata bahwa saya tidak perlu susah-susah menjadi pembalap. Mereka mengharapkan saya untuk berpakaian atau berperilaku dengan cara tertentu agar dapat dianggap lebih serius. Sedangkan, saya menyukai fashion dan memiliki kepribadian yang ceria. Kita hanya hidup sekali, tidak ada gunanya mendengarkan pendapat orang lain hingga menutupi jati diri kita yang sesungguhnya.

Apa harapan Anda untuk dunia mobil balap?

Saya ingin melihat lebih banyak peluang tersedia untuk wanita. Rasanya yang ada sekarang tidak cukup. Namun, saya tidak ingin peluang tersebut datang hanya karena mereka seorang wanita. Jika mereka benar-benar mampu melakukannya, seharusnya tidak ada lagi perbedaan persepsi antara kemampuan. Begitulah kesetaraan sesungguhnya bagi saya.

Bagaimana preferensi Anda dalam memilih jam tangan?

Saya menyukai jam dengan dial berwarna gelap dengan temali yang dapat diganti sesuka hati, seperti DEFY Midnight yang saya miliki. Jam ini merupakan hadiah yang diberikan Zenith untuk penghargaan Moment in Time yang saya dapatkan berkat performa spektakular dalam bertanding.

 

Klik di sini untuk #BacaDiRumahAja edisi terbaru dari CROWN Indonesia


Ditulis oleh

End of content

No more pages to load